Adzan Untuk Jihad?



Ya. Adzan itu sebenarnya panggilan untuk memberi tahu waktu shalat dan melakukan shalat jemaah di Masjid. Meskipun syariah masih menganjurjan kepada selain shalat, seperti sunnah mengadzani anak yg baru lahir atau saat jenazah diturunkan ke liang kubur. Maka di zaman Rasulullah saw. Pernah dilakukan penambahan atau perubahan redaksi adzan manaka ada udzur yang menghalangi masyarakat datang ke Masjid, seperti hujan deras dan angin kencang.  Adzan diubah dengan pemberitahuan dlm redaksi adzannya bahwa masyarakat diminta untuk shalat di rumahnya. 

Diriwayatkan Imam Buchori dalam hadist :
‎روى البخاري (666) ، ومسلم (697) عَنْ نَافِع ، قَالَ : " أَذَّنَ ابْنُ عُمَرَ فِي لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ بِضَجْنَانَ ، ثُمَّ قَالَ : صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ ، فَأَخْبَرَنَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ مُؤَذِّنًا يُؤَذِّنُ ، ثُمَّ يَقُولُ عَلَى إِثْرِهِ : " أَلاَ صَلُّوا فِي الرِّحَالِ " فِي اللَّيْلَةِ البَارِدَةِ ، أَوِ المَطِيرَةِ ، فِي السَّفَرِ .

Dari Nafi' bahwa Ibnu Umar pernah mengumandangkan adzan shalat di malam yang sangat dingin dan berangin kencang, maka dalam adzannya ia mengucapkan; 'Alaa sholluu fir rihaal (Ingatlah shalat-lah kalian di persinggahan?) kemudian katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah memerintahkan mu'adzinnya setelah adzan jika malam sangat dingin dan terjadi hujan lebat untuk mengucapkan; 'Alaa shalluu fir rihaal (Ingatlah shalat-lah kalian di persinggahan?) "

Selain krn urusan shalat itu, Nabi saw tak pernah mengubah redaksi adzan. Bahkan saat perangpun tak ada redaksi adzan yang diubah.  Redaksi adzan itu tak boleh diubah menjadi ajakan jihad. Karena itu ibadah yang sifatnya tauqifi (langsung dari Syariah). 
Dalil yang tak bileh menambah atau mengurangi redaksi adzan adalah: 
.
فقد اتفق الفقهاء على الصيغة الأصلية للأذان المعروف الوارد بكيفية متواترة من غير زيادة ولا نقصان,وهو مَثْنى مَثْنى،كَمَا اتفقوا على التَّثويب,أي الزيادة في أذان الفجر بعد الفلاح وهي:" الصلاة خير من النوم" مرتين،عملاً بما ثبت في السنة عن بلال1، 
.
1 – رواه الطبراني وغيره.نقلاً من حاشية الفقه الإسلامي وأدلته (1/543).
.
“Ulama telah sepakat tentang redaksi adzan adalah sebagaimana diketahui secara umum tanpa ditambah atau dikurangi. Yaitu dua-dua dan ditambahkan redaksi “shalat lebih baik daripada tidur” untuk shalat subuh dua kali. Inilah utk mengamalkan sunnah Nabi saw”. Dinukil dari Kitab Alfiqh al-Islami wa adillatuhu, karya Syaikh Wahbah Al Zuhaili. 

Saya berharap masyarakat tak mengubah adzan yang sudah baku dalam Islam. Panggilan jihad tak perlu melalui adzan. Dan jihad bukan hanya berkonotasi perang secara fisik saja tapi juga dalam memantapkan iman dan penguatan umat Islam. Dan saya berharap masyarakat tenang dan tak perlu resah dan jangan sampai terprovokasi untuk melakukan kekerasan dan kerusuhan. 

Ttd

M Cholil Nafis
# Ketua MUI Pusat 2020-2025

*Jangan Merubah Lafadz Adzan*

Mari sahabat Nahdliyyin kita andil sedikit meluruskan saudara saudara kita di sebelah sana yang lagi rame pada mengumandangkan adzan dengan  ziyadah kalimat "hayya alal jihad"

و قوله (فإن جعله) اي لفظ حي على خير العمل، قوله (لم يصح أذانه) و القياس حينئذ حرمته لانه به صار متعاطيا لعبادة فاسدة.

كتاب حاشية الشرواني على التحفة ج ١ ص ٤٦٨

_Seandainya lafadz azan diubah dengan "marilah berbuat kebaikan", maka tidak sah adzannya. Secara qiyasi, hukumnya haram, karena ia melakukan ibadah yang rusak._

Merubah adzan seperti itu masuk dalam kelompok bid'ah dholalah sebab menyelisihi syari'at.

_Wallahu a'lam.._

Semoga bermanfa'at
#d@rigruptanpowathoncpc
#Ust Misbahudin
#Mustasyar MWC NU Cikut

#Redaksi MWC NU Cikarang Utara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PCNU Bekasi kembali Buka acara PD-PKPNU Angkatan ke lV

Notulen Rapat Pra MUSKER (Musyawarah Kerja) MWC NU Cikarang Utara Season 02

Musyawarah Kerja Panpel Pelantikan Pengurus MWC NU Cikarang Utara.