JobDesk Pengurus Majelis Wakil Cabang NU Cikarang Utara



Struktur Kepengurusan NU_

Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan secara detail tentang tatanan kepengurusan NU (Nahdlatul Ulama). Mulai dari pusat hingga cabang-cabangnya. Kami juga akan sertakan bagan struktur organisasi NU, struktur Lajnah NU, Badan Otonom NU dan lembaga-lembaga NU lainnya.

Struktur Organisasi NU

Dalam struktur organisasi NU, setidaknya ada 7 tingkatan kepengurusan, yaitu :

1. PBNU 
PBNU adalah singkatan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang berkedudukan di Jakarta, ibu kota negara.

2. PWNU
PWNU adalah singkatan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama yang berkedudukan di Provinsi. Contoh : PWNU Jawa Tengah, PWNU Jawa Timur dan lain sebagainya.

3. PCNU
PCNU adalah singkatan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama uang berkedudukan di Kabupaten atau kota. Contoh : PCNU Grobogan, PCNU Semarang dan lain sebagainya.

4. PCINU
PCINU adalah singkatan dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama yang berkedudukan di luar negeri. Contoh : PCINU Rusia, PCINU Australia, PCINU Belanda dan lain sebagainya.

5. MWC NU
MWC NU adalah singkatan dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama yang berkedudukan di kecamatan. Contoh : MWC NU Wirosari, MWC NU Tambak Romo, MWC NU Tanggung Harjo dan lain sebagainya.

6. Pengurus Ranting NU
Pengurus Ranting NU adalah kepengurusan organisasi Nahdlatul Ulama yang terletak di desa atau kelurahan. Contoh : Ranting NU Desa Kalirejo, Ranting NU Desa Mojorebo dll.

7. Pengurus Anak Ranting NU
Pengurus Anak Ranting adalah kepengurusan Nahdlatul Ulama yang berkedudukan di dusun atau pada suatu kelompok (komunitas).
TATA KERJA DAN TATA HUBUNGAN PENGURUS
MAJLIS WAKIL CABANG NAHDLATUL ‘ULAMA CIKARANG UTARA
MASA KHIDMAT 2020-2025

I. PENDAHULUAN

Pengurus Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Cikarang Utara masa khidmat 2020 - 2025, bertekad melaksanakan program-program Organisasi. Untuk itu perlu diatur dalam tata kerja dan tata hubungan antar pengurus.

II.  DASAR
1. Anggaran Dasar NU
2. Anggaran Rumah Tangga NU

III. MAKSUD
     Tata kerja dan tata hubungan ini dimaksudkan agar:
1. sebagai pedoman bagi pengurus MWC NU Cikarang Utara dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana diamanatkan dalam konferensi.
2. sebagai dasar bagi pengurus MWC NU Cikarang Utara dalam menentukan kebijakan.
3. sebagai alat kontrol bagi pengurus MWC NU Cikarang Utara dalam mengendalikan roda organisasi
4. untuk memudahkan pengurus MWC NU Cikarang Utara dalam melaksanakan program yang telah digariskan dalam konferensi secara efektif dan efisien.

IV. TATA KERJA
A. ORGANISASI

Tata kerja di bidang organisasi ini adalah hal-hal yang menyangkut hierarchi pengambilan keputusan, tugas dan kewenangan masing-masing tingkatan. Tingkatan itu terdiri dari:

1. Pengurus Pleno MWC NU
Terdiri dari Mustasyar, MWC NU Lengkap Syuriyah, MWC NU Lengkap Tanfidiyah, Ketua Lembaga dan Lajnah, serta Ketua Badan Otonom.
1. Tingkatan ini minimal mengadakan pertemuan satu tahun sekali.
2. Tugas dan kewenangan tingkatan ini adalah:
     a. Untuk membahas persoalan yang bersifat umum, interdisipliner, menyangkut berbagai kelompok.
     b. Untuk membahas peraturan kerja dan tata hubungan
     c.Untuk membahas penjabaran program kerja
     d.Untuk mengevaluasi secara periodik terhadap pelaksanaan program MWC NU secara menyeluruh.

2. Pengurus Lengkap MWC NU
Terdiri dari pengurus lengkap Syuriyah dan pengurus lengkap Tanfidiyah
1. Tingkatan ini minimal mengadakan pertemuan 6 Bulan sekali
2. Tugas dan kewenangan tingkatan ini adalah:
     a. Untuk membahas persoalan yang bersifat umum, interdisipliner terdiri dari berbagai.
     b. Hal dan perihal spesifik SELAIN yang ditangani oleh Badan Otonom.
     c. Untuk mengadakan koordinasi antar berbagai bidang/lembaga dan persoalan spesifik
     d. Untuk menentukan kebijakan baru atau hal yang menyangkut poin di atas.

3. Pengurus Lengkap Syuriyah MWC NU
Terdiri dari Rois, Wakil-wakil rois, Katib, Wakil-wakil katib, dan a’wan. Tingkatan ini mengadakan pertemuan minimal 3 bulan sekali. Tugas dan kewenangan tingkatan ini adalah:
    a. Menentukan arah dan kebijakan pengurus MWC NU yang belum diatur oleh tingkatan yang lebih tinggi.
    b. Memberikan petunjuk, bimbingan, dan pembinaan dalam melaksanakan program.
     c. Mengendalikan, mengawasi dan memberikan koreksi terhadap pengurus tanfidiyah
      d. Membimbing, mengarahkan dan mengawasi lembaga, lajnah dan badan otonom yang langsung di bawah syuriyah.

4. Pengurus Lengkap Tanfidziyah MWC NU
Terdiri dari Ketua, Wakil-wakil ketua, Sekretaris, Wakil-wakil sekretaris, Bendahara, dan Wakil-wakil bendahara.
 i. Tingkatan ini mengadakan pertemuan minimal 3 bulan sekali.
 ii.Tugas dan kewenangan tingkatan ini adalah:
     a. Menyelesaikan masalah yang menjadi kewenangan pengurus MWC NU atas dasar mandat  atau kebijakan.
      b. Mengatur koordinasi bidang kerja.

5. Pengurus Harian Syuriyah MWC NU
Terdiri dari Rois dan Katib.
Tugas dan kewenangan tingkatan ini adalah:
    a. Menyelesaikan tugas dan kewenangan kesyuriyahan atas dasar mandat atau kebijakan.
    b. Memberikan petunjuk, bimbingan dan arahan terhadap pengurus MWC NU dalam melaksanakan tugas harian
    c. Menentukan kebijakan yang oleh suatu hal tidak dapat ditentukan oleh pengurus Syuriyah Lengkap.

6. Pengurus Harian Tanfidziyah MWC NU
Terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara.Tugas dan kewenangan tingkatan ini adalah:
   a. Melaksanakan tugas harian organisasi di tingkat MWC NU
    b. Mengadakan koordinasi berkaitan dengan organisasi, keuangan, sarana prasarana, kaderisasi, humas dan unsur lain (stakeholder) yang bersifat umum.
     c. Mengambil langkah-langkah strategis pelaksanaan program insidental.
     d. Rois Syuriyah dan Ketua MWC NU

7. Rois dan ketua dapat mengadakan pertemuan sewaktu-waktu secara formal maupun informal.
Tugas dan kewenangan tingkatan ini adalah:
    a. Atas dasar mandat atau kebijakan, dapat mewakili MWC NU Cikarang Utara dalam forum yang tingkatannya lebih tinggi, hubungan dengan pemerintah, dan atau dengan ormas atau lembaga lain.
   b. Atas dasar mandat atau kebijakan, dapat mengambil kebijaksanaan berbagai hal yang menjadi kewenangan pengurus harian syuriyah dan tanfidiyah.
    c. Mengkoordinasikan tugas dan tanggunjawab yang menyangkut kebijaksanaan dan pelaksanaannya.
    d. Rois Syuriyah


8. Rois syuriyah sebagai mendataris terpilih memiliki wewenang:
    a. Menentukan kebijakan yang bersifat konseptual, mendesak, insidental, selama tidak bertentangan dengan segala aturan yang ada.
    b. Mengambil kebijakan yang oleh suatu hal tidak dapat dilakukan oleh pengurus harian syuriyah
    c. Mempertanggungjawabkan kepengurusan MWC NU Cikarang Utara masa hidmat 2020 - 2025 pada akhir periode, berkaitan dengan tugas dan wewenang syuriyah.

9. Ketua Tanfidiyah sebagai mendataris terpilih memiliki wewenang:
   a. Dapat menentukan kebijakan yang bersifat operasional, mendesak, dan insidental selama tidak bertentangan dengan peraturan yang ada.
    b. Mengambil kebijakan yang oleh suatu hal tidak dapat dilakukan oleh pengurus harian tanfidiyah
    c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kebijakan dan program kepengurusan MWC NU Cikarang Utara masa hidmat 2020-2025 pada akhir periode yang berkaitan dengan  tugas dan kewenangan tanfidiyah.

10. Lajnah
Sebagai perangkat organisasi, lajnah mempunyai kewenangan:
   1. Mengambil kebijakan untuk melaksanakan program MWC NU yang memerlukan penanganan khusus
   2. Mengatur tata kerja dan pengambilan tugas dalam lingkup lajnah yang bersangkutan
   3. Mengatur tata administrasi dan keuangan khusus dalam lajnah yang bersangkutan
   4. Dalam menggunakan kewenangan dan pelaksanaan tugasnya, lajnah selalu dibawah koordinasi pengurus syuriyah dan pengurus harian tanfidiyah sebagai atasan langsung.

11. Lembaga
Sebagai perangkat organisasi, lembaga mempunyai kewenangan:
   a. Mengambil kebijakan untuk melaksanakan program MWC NU yang berkaitan dengan bidang tertentu
    b. Mengatur tata kerja dan pembagian tugas dalam lingkup lembaga yang bersangkutan
    c. Mengatur tata kerja dan keuangan khusus dalam lingkup lembaga yang bersangkutan
    d. Dalam menggunakan kewenangan dan pelaksanaan tugasnya, lembaga selalu dibawah koordinasi pengurus syuriyah dan atau pengurus harian tanfidiyah sebagai atasan langsung.

TUGAS DAN KEWAJIBAN PENGURUS

Mustasyar
Tugas       : 
Menyelenggarakan pertemuan setiap kali dianggap perlu untuk secara kolektif memberikan nasehat kepada pengurus MWC NU dalam rangka menjaga kemurnian khittah nahdliyyah dan islahu dzatil bain.

Rois Syuriyah
Tugas        :
1) Memimpin MWC NU Cikarang Utara masa khidmat 2020 – 2025
2) Membina, mengendalikan, dan mengawasi seluruh pengurus MWC NU Cikarang Utara masa khidmat 2020 – 2025
3) Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi serta khusus kesyuriyahan.
4) Mengawasi langsung tugas-tugas katib dan wakil katib
5) Mengawasi, membina dan mengendalikan tugas-tugas ketua Tanfidiyah
6) Membawahi a’wan.
7) Membina, mengawasi dan mengendalikan lembaga-lembaga dan Badan Otonom dan Lembaga

Wakil Rois
Nama       :
Jabatan    : 
Tugas       :
a. Membantu tugas dan kewajiban Rois
b. Mewakili rois dalam menjalankan tugas jika berhalangan atas dasar mandat atau kebijaksanaan
c. Membina, mengawasi dan mengendalikan Lembaga dan Badan Otonom

Katib
Nama       :
Jabatan    :  Katib
Tugas       :
1. Melaksanakan dan mengatur tugas kesyuriyahan
2. Bertanggung jawab terhadap keadministrasian dan melakukan notulensi khusus kesyuriyahan
3. Mengawasi yang menyangkut bidang organisasi dan administrasi
4. Membantu rois dalam tugas pengawasan dan pembinaan.

Wakil Katib
Nama       :
Jabatan    :  Wakil Katib
Tugas       :
1. Membantu tugas dan kewajiban Katib
2. Mewakil katib bila berhalangan dalam melaksanakan tugas atas dasar mandat atau kebijaksanaan
3. Mengawasi aktivitas bidang keuangan dan sarana prasarana
4. Membantu wakil rois dalam tugas pengawasan dan pembinaan

Tanfidiyah
Ketua
Tugas       :
1. Memimpin pelaksanaan tugas, program dan kebijakan MWC NU Cikarang Utara masa khidmat 2020-2025
2. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kepengurusan masa khidmat 2020-2025
3. Mewakili MWC NU baik intern maupun ekstern, atas dasar permufakatan, mandat atau kebijaksanaan khusus
4. Bertanggung jawab melaksanakan dan atau mengkoordinasikan bidang keorganisasian, administrasi dan keuangan.
5. Memberikan persetujuan dan pertimbangan terhadap distribusi keuangan yang digunakan oleh bendahara dan atau wakil bendahara
6. Mengawasi tugas para wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara.
7. Mengkoordinasikan seluruh Badan Otonom yang tidak secara langsung dibawah koordinasi syuriyah: Muslimat, GP. Ansor, Fatayat, PMII, IPNU, dan IPPNU)

Wakil Ketua I
Tugas       :
1. Membantu tugas ketua
2. Mewakili ketua bila berhalangan atas dasar mandat dan kebijaksanaan
3. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program bidang peribadatan dan kesyariatan, keorganisasian, dan pendidikan
4. Mengkoordinasikan lembaga-lembaga yang meliputi: LDNU, LBM, dan LP. Ma’arif, LIPNU
5. Mengkoordinasikan aktivitas Ranting NU di 5 (lima) Desa yaitu: ………

Wakil Ketua II
Tugas       :
1. Membantu tugas wakil ketua I
2. Mewakili ketua dan atau wakil ketua II bila berhalangan atas dasar mandat dan kebijaksanaan
3. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program bidang sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta layanan umat
4. Mengkoordinasikan lembaga-lembaga yang meliputi: LKKNU, LPNU, Lazisnu, dan Lesbumi
5. Mengkoordinasikan aktivitas Ranting NU di 14 (empat belas) Desa yaitu: ………..

Sekretaris
Tugas       :
1. Bertanggung jawab terhadap segala administrasi secara umum
2. Mendampingi ketua dalam melaksanakan tugas
3. Bertanggung jawab untuk memelihara segala inventaris hak milik organisasi
4. Memproses dan menandatangani surat-surat organisasi.
5. Bertanggung jawab dalam notula rapat-rapat
6. Bertanggung jawab dalam pengagendaan dan pengarsipan surat-surat.
7. Bertanggung jawab dalam penataan kantor
8. Bertanggung jawab terhadap pengaturan jadwal acara organisasi atas persetujuan Ketua dan Rois
9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan organisasi yang bersifat umum, penting, mendesak, insidental dan yang memerlukan penanganan khusus yang belum diatur dalam tata kerja ini.

Wakil Sekretaris I
Tugas       :
a. Memandu acara Rapat-rapat Umum.
b. Membantu sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c.  Mewakili sekretaris apabila berhalangan atas dasar mandat atau kebijaksanaan.
d. Bila diperlukan dapat membantu dalam administrasi Kelembagaan dan Banom.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang menyangkut bidang administrasi dengan persetujuan Sekretaris.
f. Membantu tugas-tugas wakil ketua I

Wakil Sekretaris II
Tugas       :
1. Membantu sekretaris dan atau wakil sekretaris I dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
2. Mewakili sekretaris dan atau wakil sekretaris I apabila berhalangan atas dasar mandat atau kebijaksanaan.
3. Bila diperlukan dapat membantu dalam administrasi Kelembagaan dan Banom.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang menyangkut bidang administrasi dengan persetujuan sekretaris.
5. Membantu tugas-tugas wakil ketua II

Bendahara
Tugas       :
1. Bertanggung jawab terhadap segala hal yang terkait dengan keuangan organisasi secara keseluruhan.
2. Bertanggung jawab terhadap pencarian sumber dana baik berdiri sendiri maupun bersama lembaga otonom dan lembaga.
3. Mengatur distribusi keuangan atas dasar persetujuan ketua.
4. Bertanggung jawab atas pengadministrasian keuangan.
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan keuangan yang mendesak dan mendasar.

Wakil Bendahara 
Tugas       :
1. Membantu bendahara dalam melaksanakan tugas.
2. Mewakili bendahara jika berhalangan atas dasar mandat atau kebijaksanaan.
3. Bertanggung jawab menangani, mengelola, menyimpan dan penarikan sumber dana dan atau donatur.
4. Membantu wakil ketua I dalam bidang administrasi keuangan.
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan keuangan yang ditugaskan oleh bendahara.


Lembaga-lembaga
Uraian mengenai nama, jabatan dan tugas personalia pengurus lembaga akan diatur tersendiri dalam tata kerja masing-masing.
II  TATA ATURAN RESUFFLE ANGGOTA PENGURUS

1. Resufle bagi anggota pengurus Syuriah dilakukan oleh Pengurus Syuriah Lengkap dan Pengurus Harian Tanfidiyah.
2. Resufle bagi anggota pengurus Tanfidiyah dilakukan oleh Pengurus Lengkap Tanfidiyah dan Pengurus Harian Syuriah.
3. Resufle bagi pengurus lembaga dan lajnah di bawah koordinasi Syuriyah dilakukan oleh pengurus harian Syuriyah, pengurus harian Tanfidiyah dan pengurus harian lembaga/lajnah bersangkutan.
4. Resufle bagi pengurus lembaga dan lajnah di bawah koordinasi Tanfidiyah dilakukan oleh pengurus harian Tanfidiyah dan pengurus harian lembaga/lajnah bersangkutan.
1. Seorang anggota pengurus dapat diresufle karena:
1. meninggal dunia
2. mengundurkan diri secara resmi dan tidak dapat dipertahankan
3. melakukan tindakan sesuatu yang dianggap menurunkan martabat agama, nusa, bangsa dan NU
4. non aktif selama antara empat sampai enam bulan berturut-turut tanpa alasan yang bisa dipertanggungjawabkan.
5. Dalam melaksanakan resufle pada point 5 bagian d, maka terlebh dahulu dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Pendekatan persuasif dan kekeluargaan (tidak aktif selama 4 bulan).
2. Dipanggil secara formal untuk diminta keterangan (setelah 3 bulan).
3. Diberi peringatan jika dipanggil secara formal tidak berhasil (setelah 2 bulan).
4. Diajukan kepada pengurus PC untuk diberhentikan secara resmi (komulatif 9 bulan).
6. Surat menyangkut resufle secara resmi dilakukan oleh Rois, Katib, Ketua dan Sekretaris.
7. Seorang pengurus yang diresufle  kedudukannya sedapat mungkin digantikan oleh anggota pengurus yang ada di bawahnya secara berurutan dalam fungsi dan kedudukan yang sama, sedangkan person calon pengganti adalah untuk mengisi lowongan jabatan yang ada.

II. TATA HUBUNGAN

1. Hubungan MWC NU Cikarang Utara dengan PCNU bersifat vertikal dan konsultatif.
2. Hubungan MWC NU Cikarang Utara dengan MWC NU lain bersifat kooperatif.
3. Hubungan MWC NU Cikarang Utara dengan pemda setempat bersifat konsultatif-kooperatif dan komunikatif
4. Hubungan MWC NU Cikarang Utara dengan Ranting NU dan PAR bersifat vertikal, koordinatif dan instruktif.
5. Hubungan MWC NU Cikarang Utara dengan ormas lain bersifat kooperatif dan komunikatif.
6. Hubungan Syuriyah dengan Tanfidiyah secara kelembagaan bersifat vertikal-koordinatif dan instruktif.
7. Hubungan Tanfidiyah dengan lembaga/lajnah bersifat vertikal-koordinatif dan instruktif.
8. Hubungan antar lembaga/lanjah bersifat horizontal kooperatif
9. Hubungan MWC NU dengan Banom bersifat vertikal-koordinatif.
10. Hubungan antar personal pengurus dari tingkat atas ke bawah bersifat vertikal-instruktif-koordinatif.
11. Hubungan antar personal pengurus dari tingkat bawah ke atas bersifat vertikal-konsultatif
12. Hubungan antar personal pengurus yang sejajar bersifat horizontal-kooperatif-koordinatif.

IV. KELEMBAGAAN
1. Lembaga/lajnah harus berperan sebagai pembantu Pengurus Harian dalam melaksanakan tugasnya.
2. Masa kerja lembaga/lajnah disesuaikan dengan masa kerja pengurus MWC NU.
3. Lembaga/lajnah tidak memiliki kekuasaan ke luar.
4. Lembaga/lajnah yang akan mengadakan kerja sama dengan pihak luar/sponsorship harus sepengetahuan pengurus harian MWC NU.
5. Pembentukan Lembaga, Lanjah dan Banom harus mengacu AD/ART NU.

V.  BAGAN ORGANISASI
1. Bagan Struktur Organisasi adalah untuk menunjukkan gambaran struktur organisasi di tingkat MWC NU Cikarang Utara masa hidmat 2020 - 2025.
2. Bagan Tata Kerja MWC NU adalah untuk menunjukkan gambaran tata kerja, pengawasan, pengendalian, tanggung jawab dan koordinasi masing-masing bagian atau personal.
3. Bagan Tata Kerja Syuriyah adalah untuk menunjukkan gambaran tata kerja pengawasan, pengendalian, tanggung jawab, dan koordinasi masing-masing personal syuriah.
4. Bagan Tata Kerja Tanfidiyah adalah untuk menunjukkan gambaran tata kerja pengawasan, pengendalian, tanggung jawab dan koordinasi masing-masing personal pengurus tanfidiyah.

VI. LAIN-LAIN
Hal-hal yang menyangkut peraturan tata kerja dan tata hubungan yang belum tertuang dalam draf rancangan ini dibahas dan disempurnakan kemudian oleh MWC NU Cikarang Utara.
UNIT KEGIATAN DALAM NU:
1. Badan Otonom (Banom), yaitu unit kegiatan yag bertugas mengurus kelompok tertentu dari kaum Nahdliyyin, seperti:
1. Muslimat NU, bertugas mengurus kelompok perempuan.
2. Fatayat NU, bertugas mengurus kelompok perempuan remaja,
3. IPPNU (Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama), bertugas mengurus kelompok pelajar putri,
4. IPNU (Ikatan Putera Nahdlatul Ulama), bertugas mengurusi kelompok pelajar putra,
5. Gerakan Pemuda Ansor, bertugas mengurus kelompok pemuda,
6. Sarbumusi (Sarekat Buruh Muslimin Indonesia), bertugas mengurus kelompok buruh,
7. Dan lain-lain
Sebagaimana namanya, badan otonom adalah unit kegiatan di dalam lingkungan NU yang otonom (memiliki otonom=hak mengatur rumah tangga sendiri), punya anggota, punya pengurus, punya peraturan dasar dan lain sebagainya. Banom punya hirarki (jenjang vertikal) dari bawah ke atas, tanpa melalui nahdlatul Ulama.

2. Lembaga, yaitu unit kegiatan yang bertugas mengurus sebagian program NU dan merupakan ujung tombak bagi NU di tingkatnya masing-masing. Hubungannya dengan lembaga di tingkat atasnya (atau bawahnya) hanya bersifat teknis, tidak hirarkis. 

Lembaga NU antara lain meliputi:
1. Lembaga Da'wah,
2. Lembaga Perekonomian,
3. Lembaga Pengembangan Pertanian,
4. Rabithah Ma'ahid Islamiyah (Asosiasi Pesantren),
5. Lembaga Ma'arif,
6. Dan Lain-lain.
Lembaga tidak punya anggota, hanya punya pengurus yang diangkat oleh pengurus NU di tingkatnya masing-masing. Lembaga bertanggung jawab kepada NU di tingkatnya masing-masing. Pada dasarnya lembaga di bentuk di setiap tingkat kepengurusan NU (ranting, MWC, Cabang, Wilayah dan Pengurus Besar).

3. Lajnah, yaitu unit kegiatan yang bertugas mengurus program NU. Lembaga pada dasarnya ada di setiap tingkat kepengurusan NU, tetapi lajnah haya dibentuk menurut keperluan, seperti:
1. Lajnah Falaqiyah,
2. Lajnah Ta'lif wa Nasyr,
3. dan lain-lain.
Lajnah tidak punya anggota, hanya pengurus yang diangkat oleh pengurus NU di tingkat yang perlu membentuknya. Lajnah bertanggung jawab kepada pengurus NU yang membentuknya.
Memang ada perbedaan fungsi dan porsi antara Banom, Lembaga, dan Lajnah di dalam NU, namun semua harus menempatkan diri di bawah pimpinan Nahdlatul Ulama, ikhlas menerima pengarahan dan pengawasan Nahdlatul Ulama-menyadari bahwa NU-lah yang melahirkan Banom, Lembaga dan Lajnah-, NU bukan merupakan gabungan dari Banom, Lembaga dan Lajnah.

Secara Vertikal, NU di pusat disebut Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di wilayah (Propinsi) disebut pengurus Wilayah (PWNU), di Cabang (Kabupaten/kota) disebut Pengurus Cabang NU (PCNU), dikecamatan disebut Majelis Wakil Cabang (MWC) NU dan di desa/kelurahan disebut Ranting NU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PCNU Bekasi kembali Buka acara PD-PKPNU Angkatan ke lV

Notulen Rapat Pra MUSKER (Musyawarah Kerja) MWC NU Cikarang Utara Season 02

Musyawarah Kerja Panpel Pelantikan Pengurus MWC NU Cikarang Utara.