Pentingnya Pendidikan Kaderisasi NU



Persangkaan berawal ketidaksukaan  akan berimbas benci, apapun yang dilakukan tidak akan dilihat dari sisi kebaikannya.

Menyukai dengan sangat terhadap personal apapun kejelekan akan di nilai kebaikan tanpa ada cacat secuil pun.

Lantas di mana letak kritisi untuk mengevaluasi merubah menuju lebih baik, kejelekan dalam kinerja yang perlu dikroscek bukan personal yang di jadikan poin utama kebencian terhadap personal,  namun apa yang saya lakukan untuk team atau struktur.

Berbicara tentang NU sangat banyak yang harus dikaji isi tentang keNUan, terlebih  mengenai pendidikan dan kaderisasi, artinya pergerakan NU tidak bergerak di situ titik program kerja itu-itu tok atau mononton NU selalu improvemen dan berinovasi. NU itu paling serius menyikapi pendidikan dalam bidang kaderisasi. Tujuannya antara lain adalah bagaimana menyamakan visi dan persepsi tentang NU dan Aswaja, program kaderisasi menjadi program kerja yang sangat diprioritaskan bergerak di seluruh lini banom dan lembaga. 

Sumber doc PAC IPNU-IPPNU Ampel Gading Pemalang.

Di struktural NU ranting, MWC, PC program pendidikan ada MKNU, PKPNU. Di Ansor program pengkaderan (PKD, PKL, Madrasah Wustho, PK Istimewa) di IPNU-IPPNU program pengkaderan (Makesta, Lakmud, CBP) di PMII program pengkaderan (MAPABA, PKD, PKL) hingga di dunia pendidikan formal terkumpul dalam wadah LP Ma'arif tingkat balita TK Muslimat NU, M.I NU, MTs NU, M.A NU, SMK NU dan perguruan tinggi di NU yang tersebar diseluruh Nusantara.


       (MAPABA Komi PMII STAI HAS)

Wilayah dan medan yang notabenya kultur yang masih memegang budaya adat dengan berbagai acara tahlilan, manaqib, istighosah, maulidan, ratiban, nariyahan,  ngaji kitab kuning semua hal tersebut sudah menjadi rutinitas warga yang sudah menjadi agenda kegiatan struktural di NU baik kegiatan di rutin mingguan, bulanan, salapanan dan tahunan. 

sumber doc PAC Ansor Bangil Jatim

Menyinggung kegiatan MKNU (Madrasah Kader NU) merupakan lembaga yang bertugas menyelaraskan fikrah, Harakah dan Amaliyah An Nahdliyyah pada semua tingkatan struktur NU. Karenanya Kader yang dilatih pada MKNU juga akan menjadi kader yang berkualitas dan dapat menyelaraskan Fikrah Harakah dan Amaliyah dalam kehidupan Organisasi. Selain itu, MKNU ini juga menjadi wadah Pengkaderan untuk meningkatkan Kualitas Organisasi. 

Suasana MKNU di Ponpes Al Fath Jalen Tambun Bekasi

Ada beberapa jenis pendidikan yang bersumber dari buku MKNU terbitan dari PBNU tahun 2019 dan beberapa buku tentang keNUan dan dari situs NUOnline dan dituangkan dalam amanat Muktamar ke-33 NU di Jombang 2015. Amanat ini memuat lima jenis dan model pendidikan kader.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/110351/ini-lima-jenis-pendidikan-kader-dalam-nu
yaitu : Ada lima Jenis Pendidikan Kader dalam NU

Sebagai gerakan dan gerbong besar Islam moderat yang bertekad meneguhkan Islam Nusantara dan menginspirasi dunia, Nahdlatul Ulama (NU) terus memperkuat sistem kaderisasinya. Penguatan terutama menyangkut penyamaan visi dan persepsi tentang NU dan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) di semua tingkatan kepengurusan. Kalau memimpin itu menanam, maka kaderisasi itu pembibitannya.

Organisasi Menuju Satu Abad NU ini menjelaskan, upaya penguatan sistem kaderisasi, secara khusus dituangkan dalam amanat Muktamar ke-33 NU di Jombang 2015. Amanat ini memuat lima jenis dan model pendidikan kader. Ada kaderisasi struktural, kaderisasi keulamaan, kaderisasi penggerak NU, kaderisasi fungsional, dan kaderisasi profesional.

Mengutip poin amanat Muktamar, kaderisasi struktural menjadi keharusan bagi pengurus NU di semua tingkatan, dari pengurus besar hingga pengurus ranting, pengurus lembaga, hingga pengurus banom. Kaderisasi struktural bertujuan meningkatkan kapasitas pengurus dalam memimpin, menggerakkan warga,dan mengelola organisasi.

1. Kaderisasi keulamaan bertujuan menyiapkan calon jajaran syuriah NU di semua tingkatan kepengurusan. Diharapkan dari padanya lahir ulama-ulama muda yang siap menjadi Syuriah NU.

2. Kaderisasi penggerak NU bertujuan menyiapkan kader yang memiliki tugas khusus memperkuat, mengamankan, mempertahankan dan mentransformasikan nilai-nilai perjuangan NU dalam menggerakkan warga dalam menjalankan kehidupan keagamaan, sosial, berbangsa, dan bernegara untuk tegaknya Islam Aswaja.

3. Kaderisasi fungsional bertujuan menyiapkan kader yang memiliki fungsi, tugas dan tanggungjawab di lima fungsi pokok, antara lain; sebagai pelatih, fasilitator, instruktur, dalam berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan, dan kaderisasi; sebagai peneliti yang mampu melakukan riset-riset penting di lingkungan NU; sebagai tim leader untuk kegiatan rukyatul hilal; dan sebagai pendamping, penyuluh masyarakat, atau community organizer di berbagai sektor.

4. Kaderisasi profesional bertujuan menyiapkan kader NU agar memiliki kapasitas dan kredibilitas dalam posisi-posisi tertentu baik di eksekutif, legislatif, yudikatif, perguruan tinggi, maupun di perusahaan-perusahaan negara, baik di tingkat nasional maupun daerah.          

5. Kaderisasi struktural kemudian dinamakan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) dan kaderisasi keulamaan dinamakan Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK).  Kaderisasi penggerak NU dinamakan  Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU), dan kaderisasi fungsional dan profesional berdasarkan kaderisasi di tingkat lembaga dan badan otonom. 

Menurut Robikin, lima jenis dan model kaderisasi ini bersifat saling menopang satu sama lain. Karenanya, terhadap beberapa jenis dan model kaderisasi yang sudah berjalan, perlu dilakukan sinkronisasi. Sebagai wujud tanggungjawab atas hasil rumusan ini, PBNU telah menggelar MKNU perdana pada 5-7 September 2016. MKNU perdana ini diikuti oleh seluruh jajaran Pengurus Tanfidziyah, Pengurus Lembaga, dan Pengurus Badan Otonom di lingkungan PBNU. Guna memperjelas petunjuk pelaksanaan sistem kaderisasi NU, Musyawarah Nasional (Munas) NU 2017 di Nusa Tenggara Barat (NTB) juga telah menetapkan Peraturan Organisasi (PO) tentang kaderisasi yang lantas ditindaklanjuti PBNU dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) bernomor 1927/C.I.34/04/2018, pada 10 April 2018. Surat edaran tersebut pada intinya menginstuksikan kepada kepengurusan NU di semua tingkatan untuk melaksanakan kaderisasi MKNU dan PKPNU, dengan cara berkoordinasi bersama tim MKNU dan PKPNU yang sudah disahkan oleh PBNU. "Alhamdulillah, kaderisasi yang dimandatkan muktamar tahun 2015 dan merupakan syarat sebagai pengurus telah berjalan baik. 

MKNU sendiri hingga minggu keempat bulan Juli 2019 ini, sudah terselenggara yang ke-140 kali," tandasnya. Lima jenis dan model kaderisasi ini, imbuh Robikin, merupakan ruh bagi organisasi. Terlebih di tengah gempuran hoaks serta fitnah yang beredar luas di masyarakat. Kaderisasi NU harus makin rapi dan serius, juga untuk menyiapkan tiga hal ke depan; menyambut bonus demografi, era digital, dan menyongsong satu abad NU. 

Hemat menurut penulis pernah mengikuti kegiatan MKNU pada tahun 2019 di ponpes Al Fath Jalen. Berbagai kegiatan pendidikan kaderisasi baik yang di selenggarakan tingkat IPNU hingga NU sangatlah penting untuk diikuti oleh anggota atau personil yang direkrut masuk jajaran struktural terlebih personil yang notabenya masuk dalam jajaran struktur kepengurusan baik ranting, MWC, PC hingga banom-banom NU lainnya.

Ikut organisasi niatkan untuk belajar berbuat kebaikan yang berproses untuk meninggalkan kebaikan, BUKAN merasa paling baik.

Kontributor Rokhmat

#Salam Ngopi ☕ Nusantara
#Redaktur MWC NU Cikarang Utara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PCNU Bekasi kembali Buka acara PD-PKPNU Angkatan ke lV

Notulen Rapat Pra MUSKER (Musyawarah Kerja) MWC NU Cikarang Utara Season 02

Musyawarah Kerja Panpel Pelantikan Pengurus MWC NU Cikarang Utara.